Rabu, 06 Februari 2013

PUPUK ORGANIK


Sumber Bahan Organik
Bahan organik tanah adalah bahan-bahan yang lazim digunakan untuk memperbaiki dan mempertahankan kesuburan tanah, dapat digolongkan sebagai berikut:
Kotoran Hewan:
Bahan ini dibutuhkan dalam jumlah banyak, berupa pupuk kandang dan pupuk hijau, terutama ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik tanah, menggantikan dan mempertahankan status humus, mempertahankan kondisi optimum untuk aktivitas mikro organisme tanah, dan mengisi sebagian kecil unsur hara yang hilang diambil tanaman, pencucian ataupu erosi.  Secara praktikal, jumlah unsur hara dalam kotoran hewan ini tergolong rendah dan tidak cukup memenuhi kebutuhan tanaman secara keseluruhan. Unsur-unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang dan pupuk hijau, tersedia bagi tanaman setelah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme.
Pupuk Organik Pekat:
Beberapa bahan organik pekat, seperti  bungkil minyak (oil-cakes), tepung tulang, urine dan darah, tergolong bahan organik asli.
Kotoran Hewan Padat:
Sifat dan peran bahan organik dan humus dalam tanah telah dijelaskan di muka.  Dalam Tabel 2 disajikan kandungan unsur hara rata-rata dalam manure dan bahan organik mentah lainnya yang dapat digunakan dalam mempertahan kandungan humus dalam tanah.
Pupuk kandang:
Pupuk kandang (farmyard manure) yang berkualitas baik barangkali merupakan bahan yang sangat banyak diaplikasikan ke tanah. Bahan ini sangat umum digunakan dalam praktek tanaman hortikultura. Bahan merupakan campuran kotoran dan sisa-sisa pakan ternak  Kotoran ternak, bersama-sama sisa-sisa buangan rumah-tangga merupakan bahan pertama kali yang dikumpulkan dicampur dengan bahan lain yang ditumpuk di suatu tempat pembuangan sampah. Bahan-bahan ini di bawah terik matahari menjadi cepat kering, dan tidak mengalami pembusukan. Sangat sering sebagian dari kotoran ternak kering tertiup angin atau terbawa oleh air hujan. Urine ternak biasanya tidak disimpan dengan baik.  Penelitian di Amerika terhadap distribusi  unsur-unsur yang berasal dari urine dan kotoran sapi, terdapat  95 persen kalium, 63 persen nitrogen dan 50 persen sulfur terkandung dalam urine. Sisa-sisa urine kaya nitrogen, akan mengalami kehilangan nitrogen (dalam bentuk amoniak) terjadi melalui proses fermentasi bila kotoran dibiarkan terbuka
Kualitas kotoran hewan dapat pula diperbaiki melalui peningkatan kualitas pakan yang diberikan kepada ternak. Biji kapas, bungkil biji kapas, linseed-meal, wheat bran, sekam, bungkil kacang tanah, gram, horse-gram, dan lain-lain  adalah bahan-bahan yang kaya akan unsur nitrogen, fosfor, kalium, magnesium dan sulfur.  Telah diketahui bahwa dalam hal ternak kerja dewasa sekitar 80 persen nitrogen dan unsur hara lain yang terkandung dalam pakan akan dikonversikan menjadi  urine, kotoran padat, dan hasil samping hewan lainnya. Dalam hal ini, kotoran ternak berasal dari pakan berupa jerami serealia dan rumput kering adalah kurang valuable dari pada pakan dari jerami legum, biji dan konsentrat
Pada beberapa negara, telah dilakukan upaya peningkatan mutu kotoran hewan ternak. Kalsium sulfat dan gipsum dipertimbangkan dalam mencegah terjadinya kehilangan amonia. Gipsum diketahui efektif sebagai agen penyerap amoniak. Superfosfat, di samping dapat bertindak sebagai absorban amoniak, suplai fosfor,  juga memperbaiki kapasitas produksi tanaman dari pemberian pupuk.
Pupuk kandang yang sedang mengalami pelapukan, secara umum harus digunakan ke tanah sekitar tiga hingga empat minggu sebelum tanam. Selain untuk kelembaban, waktu tersebut cukup untuk proses dekomposisi dan perbaikan struktur tanah. Pemberian terlalu lama sebelum tanam, membawa resiko pupuk kandang mengalami kekeringan, atau dekomposisi terlalu cepat;  namun hal ini bergantung kepada kondisi hujan. Tetapi untuk setiap kasus, terjadi kehilangan amoniak secara serious. Bila kotoran ternak sudah matang, maka dapat disarankan penggunaan sebelum tanam, khususnya pada tanah-tanah ringan. Dibutuhkan kelembaban yang cukup agar kotoran ternak dapat mengalami dekomposisi dengan baik. Pupuk kandang dapat diberikan untuk semua tanaman pada musim hujan atau dibawah kondisi air irigasi.

Dapat ditegaskan bahwa nilai pupuk kandang dalam upaya perbaikan tanah ditentukan kandungan unsur-unsur utama yang ada dalamnya dan mampu untuk: (i) memperbaiki pengolahan dan aerasi, (ii) meningkatkan daya pegang air tanah, dan (iii) merangsang aktivitas mikroorganisme yang membuat hara dalam tanah menjadi lebih tersedia bagi tanaman.
Setiap ton kotoran ternak dapat menyuplai hanya sebanyak 2.95 kg of nitrogen, 1,59 kg fosfat dan 2,95 kg kalium.
Penggunaan pupuk kandang dan buatan adalah saling cukupi dan bukan bersifat substituasi satu sama lain.  Pemerian pupuk kandang saja menyebabkan ketidak-imbangan perharaan karena kandungan fosfatnya relatif rendah. Oleh karena itu, untuk menyuplai semua unsur hara tanaman dalam bentuk tersedia, dan juga menjaga kecukupannya, dapat disarankan menggunakan pupuk organik bulk yang dilengkapi dengan superfosfat dan beberapa pupuk buatan lain disesuaikan dengan tingkat kekurangannya dalam tanah atau kebutuhan pertumbuhan tanaman secara khusus.
Kompos:
Metode lain dalam memenuhi suplai bahan organik ke tanah adalah penyiapan kompos di halaman rumah, dan sisa kotoran ternak dari berbagai tipe. Pengomposan adalah proses merubah sampah bekas tanaman atau hewan (desa atau kota)  secara cepat pada kondisi memungkinkan untuk mempertahankan kesuburan tanah. Penelitian di banyak negara menunjukkan bahwa pupuk organik yang baik dapat dihasilkan dari berbagai jenis sampah, misalnya jerami sereal, tunggul kayu, ranting kapas, kulit kacang tanah, biji-bijian dan rumput, daun-daun, daun lumut, sampah rumah, abu kayu, seresah, tanah bekas urine dari kandang ternak dan berbagai bahan lain.  Bahan sisa sayuran kaya selulose dan karbohidrat mudah mengelami dekomposisi dan mempunyai rasio C:N  lebih dari 40 hingga 1. Aplikasi langsung beberapa bahan belum terdekomposisi, rendah nitrogen organik, seringkali menyebabkan defisiensi unsur hara secara temporer (khususnya senyawa nitrate dan amonium) dalam tanah melalui stimulasi pertumbuhan mikroorganisme, unsur-unsur tersebut baru dapat tersedia setelah mikroorganisme mati. Oleh karena itu, sebelum digunakan sebagai pupuk, maka perlu dilakukan dekomposisi terlebih dulu hingga rasio C : N antara mencapai 10 hingga 12.
Ada dua metode pengomposan sisa bahan organik yang sering disarankan. Metode pertama adalah dekomposisi aerobik dan yang kedua anaerobik. Pada kedua kasus ini, sisa tanaman di lapangan ditumpukan dalam bentuk bedengan dan dapat menyerap urine. Pada proses aerobik, penggunaan bedengan, sisa pakan dan tanah bercampur urine dari kandang ternak diambil setiap hari, dicampur dengan kotoran ternak dan  2  atau  3 mangkok abu kayu ditimbun pada tempat berdrainase baik dengan ketebalan tumpukan 30 hingga 45 cm, dan lebar meter pada panjang sesuai tempat yang ada. Bedengan dibuat sebelum mulai musism hujan.
Pada proses anaerobik, campuran sisa tanaman dari lapangan dikumpulkan dalam bak berukuran 4.5 x 1.5 x  1 m.  Pengumpulan setiap hari dilakukan dengan cara penyemprotan selapis tipis dengan campuran kotoran ternak segar  (4.5 kg), abu (140 hingga 170 g) dan air (18 hingga  22 liter) dan dipadatkan. Lubang dipenuhi hingga timbunan mencapai 38 - 46 cm di bawah bibir bak,  dan diplester dengan lapisan campuran mud cowdung setebal 2-5 cm. Di bawah kondisi tertentu, dekomposisi adalah anaerobik dan suhu tinggi tidak akan terjadi. Senyawa N tidak larut secara perlahan menjadi larut dan bahan karbonat pecah menjadi karbon dioksida dan air. Kehilangan amoniak dapat ditiadakan sebab dalam kondisi kadar karbon dioksida tinggi, amonium karbonat adalah stabil.  Bak yang diplester juga mencegah lalat masuk ke dalam bak. Kompos buatan yang baik mengandung 0.8 hingga 1 persen nitrogen dan semua sifat pupuk kandang yang baik.

  • GOLDEN LIFE
  • Onlain Untung
  • Mimpi Indah Ku
  • Kumpullan Motifasi Bisnis Onlain
  • Lowongan Pekerjaan
  • Mau Jadi Raja Onlain Langsung Ke TKP aja
  • Perjalan Pulang
  • Uang Adalah Raja
  • Seksi
  • Cara Cepat Melunasi Hutang Dalam 3 Bulan
  • bosan dengan BP7
  • Jalan Menuju Kesuksesan
  • 0 komentar:

    Posting Komentar