Kata
“bahan Organik” atau biasanya disingkat dengan kata BO sering kita dengar
bahkan ucapkan dalam kaitannya dengan masalah kehutanan. Bahan organik sendiri merupakan
bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh
bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa
mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari
sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan
pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan
menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah
terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan
sisa-sisa tanaman atau binatang.
Adapun
sumber primer bahan organik adalah
jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bahan organik
dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon
merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada
dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa,
pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur
yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang
penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik
tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke
lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber
bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.
Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih
dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan
pula bahan organik. Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan
memberikan perbedaan pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu
berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut.
Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini tergantung
dari beberapa hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi
mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan
tanah. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan
jaringan binatang. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur
daripada jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air
yang beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25%
dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari
susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen
(40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri
terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C,
H dan O.
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan
asli berupa tubuh tumbuhan atau fauna baru yang belum lapuk terus menerus
mengalami serangan-serangan jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber
energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan
oleh jasad mikro disebut humus. Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai
terutama pada lapisan tanah atas. Definisi humus yaitu fraksi bahan organik
tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu tanaman terdekomposisi. Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil,
dalam bentuk inilah bahan organik banyak terakumulasi dalam tanah. Humus
memiliki kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah. Humuslah
yang aktif dan bersifat menyerupai liat, yaitu bermuatan negatif. Tetapi tidak
seperti liat yang kebanyakan kristalin, humus selalu amorf (tidak beraturan
bentuknya).
Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi Tanaman
Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber
utama nitrogen, fosfor dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan
jumlah air yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada
tanaman. Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa
bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono, 1983).
Bahan tersebut dapat berupa pupuk organik, yang proses
perubahannya dapat terjadi secara alami atau buatan. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan
kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah.
Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan
merupakan sumber dari unsur hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah
sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert
akar, batang, daun yang gugur, yang dikembalikan ke tanah. 5% tetapi
pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Fungsi: bahan organik
adalah:
1.
Sebagai granulator, yaitu
memperbaiki struktur tanah.
2.
Sumber unsur hara N, P, S,
unsur mikro dan lain-lain.
3.
Menambah kemampuan tanah untuk
menahan air.
4.
Menambah kemampuan tanah untuk
menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah
menjadi tinggi).
5.
Sumber energi bagi
mikroorganisme.
Bahan organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi
tanaman, tetapi untuk nutrisi tanaman yang efisien, peranannya tidak boleh
ditawar lagi. Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan
pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Mereka
memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan
biologis di dalam mempengaruhi aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna,
serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya.
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di
tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi
unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik
mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik
yang diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung pada bahan organik untuk makanan
dan mendukung kondisi fisik yang diinginkan dengan mencampur tanah membentuk
alur-alur. Sejak perang dunia ke dua, terdapat suatu peningkatan yang besar
hasil tanaman pada beberapa negara. Hasil tanaman yang lebih besar terutama dimana
hanya biji-bijian saja yang dipanen, sisa - sisa tanamna lebih banyak
dikembalikan ke lahan dan disini lebih banyak penutupan oleh tanaman selama
musim pertumbuhan.
Perlu
dipelajari juga faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen
tanah, faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan
drainase. Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organik dan N.
Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas setebal 20 cm (15-20%).
Semakin ke bawah kadar bahan organik semakin
berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di
lapisan atas. Faktor iklim yang
berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin, kadar bahan
organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama kadar bahan organik dan N
bertambah 2 hingga 3 kali tiap suhu tahunan rata-rata turun 100C. bila
kelembaban efektif meningkat, kadar bahan organik dan N juga bertambah. Hal itu
menunjukkan suatu hambatan kegiatan organisme tanah. Tekstur tanah juga
cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka makin tinggi kadar bahan organik
dan N tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah berpasir memungkinkan oksidasi
yang baik sehingga bahan organik cepat habis. Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air
berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi yang buruk. Hal ini
menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik.
Disamping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga
mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan
padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga
sukar menilainya sendiri (Hakim et al, 1986).
Bahan organik berperan penting untuk menciptakan
kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan
perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia
tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat
penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan
pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik,
tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan.
Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat
menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil.
Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori
tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.
0 komentar:
Posting Komentar